Apa yang dibayangkan George Lucas dalam film yang Star Wars (1977) tidak terlalu dibuat-buat. Lebih dari tiga dekade kemudian, NASA telah mengumumkan penemuan Kepler-16b, sebuah planet yang mengorbit dua bintang, seperti planet Tatooine yang ada di film Star Wars. Tatooine adalah planet yang mengorbit pada dua matahari. Selama 2-3 dekade semenjak pemutaran film Star Wars keberadaan planet Tatooine hanyalah khayalan. Tapi, kini, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan telah menemukan planet yang mengorbit dua matahari itu. Seperti diberitakan channel4, Jumat (16/9), penemuan planet tersebut merupakan penemuan terbaru dari misi Kepler yang dijalankan NASA, untuk mengungkap kemungkinan adanya planet-planet berpenghuni di jagat raya selain Bumi.
Planet Kepler-16b ditemukan melalui deteksi dengan metode transit yang dilakukan Kepler. Dengan metode ini, Kepler melihat perubahan pada kecerlangan bintang induk yang mengedip atau meredup sesaat ketika ada planet yang melintas di depannya.
Kepler-16b berhasil ditemukan oleh tim yang dipimpin Laurance Doyle dari Institut SETI di Mountain View, Calif, setelah melakukan analisa pada data Kepler. Teleskop Landas Angkasa Kepler dalam tugasnya melakukan pengukuran perubahan kecerlangan pada lebih dari 150000 bintang untuk mencari planet yang sedang transit. Ia juga merupakan misi pertama NASA yang dapat menemukan planet seukuran Bumi di dekat maupun di dalam zona laik huni, area dalam sistem keplanetan yang dapat mempertahankan air dalam bentuk cair di permukaan planet yang mengorbit.
Kepler-16b dideteksi sebagai planet baru dalam sistem Kepler-16 (AB), sebuah sistem bintang berpasangan yang saling mengorbit dan menggerhanai satu sama lainnya dari sudut pandang pengamat di Bumi.
Pada bintang ganda, perubahan kecerlangan pada bintang akan terjadi secara berkala saat kedua bintang itu saling menggerhanai. Saat bintang yang lebih kecil menghalangi sebagian cahaya bintang yang lebih besar, terjadilah gerhana primer. Gerhana sekunder terjadi ketika bintang yang lebih kecil diokultasi atau dihalagi total cahayanya oleh bintang yang lebih besar.
Tapi ada yang menarik di sistem Kepler-16 yang dilihat oleh Laurance Doyle dkk ini. Kecerlangan sistem bintang Kepler-16 tetap mengalami peredupan meskipun bintang tidak sedang menggerhanai satu sama lainnya. Ini adalah petunjuk bagi keberadaan obyek ke-3. Peristiwa tambahan bagi meredupnya kecerlangan bintang ini kemudian disebut gerhana tersier dan kuartener. Keduanya terjadi pada inteval waktu yang tidak teratur dan mengindikasikan kalau bintang sedang berada pada posisi yang berbeda di orbitnya ketika obyek ketiga melintas. Dan kejadian ini juga menunjukkan kalau si obyek ketiga tidak hanya mengorbit satu bintang melainkan bergerak mengelilingi kedua bintang dalam orbit sirkumbinari yang lebar.
Gangguan gravitasi pada bintang yang diukur dengan melihat pada perubahan saat gerhana menjadi indikator yang baik untuk mengetahui massa obyek ketiga. Yag tampak adalah, hanya ada sangat kecil tarikan gravitasi yang dideteksi yang sekaligus menandakan kalau obyek ketiga tersebut memiliki massa kecil.
Hasil penelitian juga menunjukkan kalau Kepler-16b merupakan planet yang tidak ramah untuk dihuni. Ia dingin dengan ukuran seperti Saturnus dan memiliki susunan setengah batuan dan setengah gas. Bintang induknya jauh lebih kecil dari Matahari. Bintang pertama memiliki 69% massa Matahari sedangkan bintang kedua yang jadi pasangannya hanya memiliki 20% massa Matahari. Kepler-16b di dalam sistem ini mengorbit kedua bintang itu setiap 229 hari, mirip dengan orbit Venus yang mengelilingi Matahari setiap 225 hari. Meskipun mirip dengan Venus, Kepler-16b berada jauh di luar zoa laik huni sistem dimana diharapkan air bisa berada dalam wujud cair karena bintang induknya jauh lebih dingin dari Matahari.
Planet Kepler-16b ditemukan melalui deteksi dengan metode transit yang dilakukan Kepler. Dengan metode ini, Kepler melihat perubahan pada kecerlangan bintang induk yang mengedip atau meredup sesaat ketika ada planet yang melintas di depannya.
Kepler-16b berhasil ditemukan oleh tim yang dipimpin Laurance Doyle dari Institut SETI di Mountain View, Calif, setelah melakukan analisa pada data Kepler. Teleskop Landas Angkasa Kepler dalam tugasnya melakukan pengukuran perubahan kecerlangan pada lebih dari 150000 bintang untuk mencari planet yang sedang transit. Ia juga merupakan misi pertama NASA yang dapat menemukan planet seukuran Bumi di dekat maupun di dalam zona laik huni, area dalam sistem keplanetan yang dapat mempertahankan air dalam bentuk cair di permukaan planet yang mengorbit.
Kepler-16b dideteksi sebagai planet baru dalam sistem Kepler-16 (AB), sebuah sistem bintang berpasangan yang saling mengorbit dan menggerhanai satu sama lainnya dari sudut pandang pengamat di Bumi.
Pada bintang ganda, perubahan kecerlangan pada bintang akan terjadi secara berkala saat kedua bintang itu saling menggerhanai. Saat bintang yang lebih kecil menghalangi sebagian cahaya bintang yang lebih besar, terjadilah gerhana primer. Gerhana sekunder terjadi ketika bintang yang lebih kecil diokultasi atau dihalagi total cahayanya oleh bintang yang lebih besar.
Tapi ada yang menarik di sistem Kepler-16 yang dilihat oleh Laurance Doyle dkk ini. Kecerlangan sistem bintang Kepler-16 tetap mengalami peredupan meskipun bintang tidak sedang menggerhanai satu sama lainnya. Ini adalah petunjuk bagi keberadaan obyek ke-3. Peristiwa tambahan bagi meredupnya kecerlangan bintang ini kemudian disebut gerhana tersier dan kuartener. Keduanya terjadi pada inteval waktu yang tidak teratur dan mengindikasikan kalau bintang sedang berada pada posisi yang berbeda di orbitnya ketika obyek ketiga melintas. Dan kejadian ini juga menunjukkan kalau si obyek ketiga tidak hanya mengorbit satu bintang melainkan bergerak mengelilingi kedua bintang dalam orbit sirkumbinari yang lebar.
Gangguan gravitasi pada bintang yang diukur dengan melihat pada perubahan saat gerhana menjadi indikator yang baik untuk mengetahui massa obyek ketiga. Yag tampak adalah, hanya ada sangat kecil tarikan gravitasi yang dideteksi yang sekaligus menandakan kalau obyek ketiga tersebut memiliki massa kecil.
Hasil penelitian juga menunjukkan kalau Kepler-16b merupakan planet yang tidak ramah untuk dihuni. Ia dingin dengan ukuran seperti Saturnus dan memiliki susunan setengah batuan dan setengah gas. Bintang induknya jauh lebih kecil dari Matahari. Bintang pertama memiliki 69% massa Matahari sedangkan bintang kedua yang jadi pasangannya hanya memiliki 20% massa Matahari. Kepler-16b di dalam sistem ini mengorbit kedua bintang itu setiap 229 hari, mirip dengan orbit Venus yang mengelilingi Matahari setiap 225 hari. Meskipun mirip dengan Venus, Kepler-16b berada jauh di luar zoa laik huni sistem dimana diharapkan air bisa berada dalam wujud cair karena bintang induknya jauh lebih dingin dari Matahari.
0 comments:
Post a Comment